Minggu, 28 Oktober 2012

Desainer Mimpi *Part 3*

Aku makin bersemangat nulis cerpen ini. Mungkin karena keseringan nonton anime imajinasiku jadi jauh gini XD. Semoga kalian suka ceritaku. Komennya plis... :D

-------------------

"Uh..." Ren memegangi kepalanya. Sejak bangun pagi kepalanya terasa sedikit nyeri.
"Ng? Ada apa Ren? Kamu sakit?" Tanya Lusi, temannya dengan ekspresi khawatir.
"Eh? A, a, aku gapapa kok. Mungkin kurang tidur aja" Ren memaksakan tersenyum.
"Syukurlah. Kalau ada apa-apa, kamu cerita aja. Aku ke kantin dulu yah?" Lusi kemudian pergi meninggalkannya.

Uh... Ren tampak kelelahan... matanya perlahan menutup.
"Ren? Sedang apa kamu di sini? Bukannya kamu masih sekolah?" Tanya Yume.
"Hee?! Kenapa kamu di sini?" Tanya Ren kaget.
". . ." Yume menatapnya tanpa ekspresi.
"Eh? Eh? Tadi kan aku dikelas. Kalau ada kamu, berarti aku ketiduran?!"
"Udah jelas kan? Ya ampun... tidur di kelas itu tidak baik loh. Untung aja sekarang waktunya istirahat"
"Ehehehe, kepalaku tadi pusing. Jadi aku istirahat bentar. Eh, malah ketiduran"
". . ."
"Em... Hujan yah? Di mana kita?"
"Liat aja sendiri"

Ren memperhatikan kalau mereka sedang berada dalam gubuk tua dengan suasana yang menyeramkan. Ren refleks memegang erat tangan Yume.

"Yume, apa ini kerjaan D-Captor?"
"Em... tidak. Aku ga ngerasa kita terkurung dalam Anti-M"
"Oke, kita pergi dari sini. Mmmm..." Ren memejamkan matanya berkonsentrasi untuk Manipulating.
". . . Tidak terjadi apa-apa"
"Hah, hah, hah, aku tidak bisa. Aku tidak kuat"
"Hei! Kamu kenapa?"
"Kekuatanku tidak cukup. Entah kenapa"
"Kalau kamu tidak cukup berkonsentrasi, kamu tidak akan pergi dari mimpi ini. Dari gelombangnya, ini mimpi buruk"
"Gawat"

Crack... tiba-tiba dinding di belakang mereka retak seperti di pukul dengan palu. Tidak berapa lama dinding itu hancur dan sekelompok tengkorak berlari menyerbu mereka.

"Lari!!!" Teriak Ren.
"Kyaaa!!!"
"Uh... coba kalau aku bisa manipulating."

Ini memang bukan pertama kalinya Ren menghadapi mimpi buruk. Tapi ini memang pertama kalinya Ren melawan mimpi buruk tanpa manipulating. Biasanya Ren akan merubah lingkungan yang menguntungkan dia. Tapi sekarang dia  harus melawan di lingkungan aslinya. Musuhnya dalam mimpi buruk juga berbeda-beda. Dia pernah melawan teroris karena sebelum tidur dia keasikan menonton film, melawan hantu karena terserap game, dan sebagainya. Mimpinya memang dipengaruhi apa yang sedang asik berada di pikirannya. Kita semua begitu kan? Sukurlah selama ini dia bisa mengatasi mimpi buruknya lalu manipulating ke mimpi indah. Dia tidak boleh gagal. Mimpi buruk tidak akan menjadi nyata karena 'tidak masuk akal', tapi jika dia kalah dan meninggal di mimpi, maka di dunia nyatapun dia akan meninggal. Minimal jatuh sakit.

"Yume, apa kau tidak bisa manipulating? Bantu aku" Tanya Ren. Mereka berdua masih berlari dari kejaran tengkorak di belakang mereka
"Tentu bisa"
"Kalau gitu bantu aku! Apa kau datang di mimpiku hanya untuk menonton? Katanya kau partner"
"Maaf, karena ini bukan mimpiku jadi kekuatanku cuma setengah. Berbeda saat kau berada di mimpiku ketika pertama kita bertemu itu"
"Baiklah, kalau gitu ubah dunia ini menjadi siang dan hentikan hujannya. Bisa kan? Aku yang urus sisanya"
"Mmmm...."

Seketika langitpun cerah dan hujan berhenti. Ren berkonsentrasi dan tiba-tiba sebuah pedang muncul di depannya. Yume memunculkan tongkat. Mereka berdampingan berdiri bersiap menghadapi gerombolan tengkorak yang berlari mengejar mereka. "Kemari kalian. Aku suka dikejar-kejar karena keimutanku, tapi aku benci dikejar-kejar orang dengan tatapan tidak sopan seperti kalian!" Kata Ren membuat Yume menatap tidak percaya "Oi, bukan itu masalah kita".

"Yaaahhhhhh!!!!" Ren menendang kepala tengkorak yang datang paling pertama dan kepala tengkorak itu terbang. Lalu Ren menebas bagian perut tengkorak itu membuatnya terbelah 2. Tulang-tulangnya jatuh berserakan. Di sebelahnya Yume dengan gesit menangkis lalu memberi tendangan berputar tengkorak yang menyerangnya membuat tengkorak itu terlempar menghantam teman-teman di belakangnya sampai terjatuh.
Ren dan Yume kemudian maju menyerbu.

Sebuah tengkorak mengayunkan pedang di samping Ren. Ren refleks menunduk dan memberi tebasan berputar, lalu menendang tengkorak lain yang datang di depannya. Ren memunculkan pedang lain. Sekarang dia menggunakan 2 pedang. Ren kembali menyerbu gerombolan tengkorak itu. Berkelit menghindari tebasan pedang tengkorak dengan anggun, Ren berputar menyerang tengkorak-tengkorak itu seolah sedang menari di antara kerumunan. Rambutnya hitamnya berayun dengan lembut seiring gerakan Ren. Tidak satu tengkorakpun berhasil melukai Ren walaupun hanya sekedar luka tergores. Dalam waktu singkat tengkorak-tengkorak itupun habis.

"Keren. Darimana kamu belajar bermain pedang seperti itu Ren?" Tanya Yume kagum.
"Ehe, anime" Kata Ren sambil tersenyum.
"Ti, ti, tidak mungkin. Kamu sudah bisa..." Gumam Yume.
"Ng? Ada apa Yume?" Tanya Ren kebingungan melihat ekspresi Yume.
"Eh? Tidak apa-apa kok. Oh ya, kamu ga bisa Manipulating kali ini mungkin karena kamu kelelahan. Kalau kamu sudah terlalu capek, kamu bakal sulit berkonsentrasi walaupun kamu tidak sadar. Biasanya ini karena di dunia nyata kamu sedang banyak pikiran"
"Um. Aku memang sedang siap-siap mau ujian nih."
"Pantesan. Tapi tenang, kamu bakal selalu punya creating."
"Eh, kepalaku dari pagi pusing nih. Apa ada hubungan dengan aku creating Sarara di mimpi sebelumnya?"
"Aku rasa tidak. Apa yang kamu lakuin di dunia mimpi ga akan mempengaruhi kondisi fisikmu. Mungkin itu karena kamu baru pertama kali menghadapi Anti-M nya D-Captor. Tenang aja, pusingmu bakal cepet ilang kok"
"Sukurlah... jadi intinya aku ga boleh stres supaya kekuatanku selalu berada di kondisi maksimal?"
"Yup. Sekarang ayo bangun..."

Ren terbangung tepat ketika bel selesai istirahat berbunyi.

(Bersambung)

Haaa..... aku jadi ketagihan beneran XD. Semoga bisa kulanjutin terus. Ganbatte kudasai!

Jumat, 26 Oktober 2012

R.I.P (Relakan Ia Pergi) *Part 5*

Siska pulang ke kosnya. Dengan malas dia membuang tasnya begitu sja, membuat isi tasnya berhamburan di tempat tidur. Siska terkejut melihat 1 benda asing yang seingatnya bukan miliknya, tapi sangat dia kenal. Coklat. Siska mengambil coklat tersebut sambil kebingungan. Seingatnya dia ga beli coklat itu apalagi di akhir bulan gini. Tersangka utama, Sandy. "sebelum pulang kan dia ngajak ngomong. Tumben banget. Dan dia masukinnya... pasti waktu aku mungut pulpen itu. kok jadi seperti......" Siska melamun

* * *

"Gyaaa...... Dasar lo Rom!!!" Teriak Sandy kesal
"oi, kenapa? Gw salah apa?" Tanya Romi dengan tampang tidak bersalah.
"Duit gw abis gara-gara coklat itu!!! Mau makan apa gw sisa bulan ini?!"
"Sabar..."
"Sabar, sabar, lo sih enak ga perlu makan. Gw gimana? udah kurus gini, makin ceking nanti!"
"Iya, deh, sori. Cuma sekali aja beli coklatnya. dulu gw kayak gini. ngasih dia coklat diam-diam gini"
"Trus berikutnya gimana?"
"Tungguin aja, nanti dia yang datangin lo, buat bilang terimakasih atas coklatnya"

Hari itu Sandy tidur lebih cepat untuk menghindari rasa lapar, tapi sebelumnya dia jadi memikirkan Siska. Dia ngerasa kalau cara Romi tidak akan berhasil. Untuk orang yang sedang terikat masa lalu seperti Siska, tidak akan bisa didekatin dengan cara begini. Cuma menambah kesedihan aja. Tapi entahlah... liat aja besok.

"Tenang aja... pasti berhasil kok" Kata Romi tiba-tiba
"Apanya?"
"Cara gw"
"Gw kan ga ngomong apa-apa"
"Gw baca pikiran lo"
"Curang" Kata Sandy kemudian tidur.

* * *

Besoknya, Siska tidak mendatangi Sandy seperti kata Romi. Bahkan setelah kelas selesai dia cepat-cepat pergi tanpa melirik Sandy. Sandy sudah menduganya.

"Gimana Rom?" Tanya Sandy
"Gatau"
"Loh? kok gatau? Katanya cara lo pasti berhasil"
"Dulu gw gini kok"
"Apa yang gw pikirin benar kan?"
"Iya. Gimana dong kalau ga berhasil? Gawat..." Romi mulai cemas
"Tenang aja. Gw yang urus nanti"

* * *

Siska sedang duduk di kantin menikmati nasi gorengnya. Sandy datang menghampiri. Sandy memang sengaja mengejar saat Siska makan karena dia ga mungkin kabur. apalagi kalau baru mulai makan. Kan ga mungkin kalau dia kabur sambil bawa-bawa nasi goreng.

"Hai Sis"
"Hai" Jawabnya dingin
"Em... ini. aku mau kembaliin bukumu"
"Oke"
"..."
"..."
"Coklatku udah kamu terima?"
"Iya"
"Suka"
"..."
"Em... kayaknya kamu lagi males ngobrol. Aku pergi deh. Oh ya" Dia mengecilkan suaranya "Sori kalau aku dah bikin kamu jadi keingat Romi." Lalu pergi. Siska menatapnya dengan kaget
"Tunggu!"
"Kenapa?" Romi sudah mencapai pintu kantin.
"Apa maksudmu bicara begitu?" Tanya Siska
"Kamu tau pasti apa yang aku omongin" Sandy pergi tapi Siska menarik tangan menahannya
"Kenapa lagi?" Tanya Sandy
"Kamu... tau tentang Romi darimana"
"Ga penting aku tau darimana. Yang paling penting kamu harus tau kalau dia sedang menderita karena kamu" Kata Sandy melepaskan tangannya lalu pergi meninggalkan Siska yang terpaku.

(Bersambung)

Apa yang terjadi selanjutnya? kelihatannya keadaan sudah tidak memungkinkan untuk Sandy jadian dengan Siska stelah Sandy menyinggung-nyinggung masalah Romi. Stay tune!!!

Desainer Mimpi *Part 2*

"Hi Ren..." Yume menyapa
"Eh? Kenapa kamu di sini?" Tanya Ren
"Aku kan dah bilang bakal ada terus di mimpimu. Aku nih partnermu"
"Lupa"

Ren sedang di kelas mendengarkan pelajaran dengan bosan.

"Yum, aku bisa bikin ada rapat guru ga?"
"Um... tentu"
"Oke, aku mau ada rapat guru!"

Tidak terjadi apa-apa...

"Eh? Kenapa bapaknya tetep ngoceh?"
"Ehehehe, sori... aku lupa jelasin kalau untuk kendaliin semua, kamu butuh konsentrasi yang tinggi. Jadi besoknya kamu bakal lebih cepat capek kalau terlalu banyak perubahan di mimpimu"
"Dasarr!!! Bilang daritadi!"

Ren berkonsentrasi memikirkan rapat guru. Tiba-tiba terdengar pengumuman kalau semua guru dipanggil menghadiri rapat.

"Berhasil!!"
"Kamu hebat. Cepat sekali nguasainnya" Puji Yume.
"Hehe"

Selanjutnya Ren membuat semua teman-temannya memberinya coklat.

* * *

Besoknya, semua terjadi persis dengan yang dimimpikan Ren. Guru rapat, temannya memberi coklat dengan alasan pacarnya yang mau dikasih itu giginya sakit. Beberapa hari ini berjalan dengan menyenangkan. Sampai di suatu mimpi...

"Yume, ngapain kita di hutan gini?" Tanya Ren
"Manakutau? Ini kan mimpimu" Balas Yume kesal seolah-olah mereka berada di hutan karena dia
"Sudahlah, aku bisa mengubah lokasi dengan mudah. Ngg....."

Tidak terjadi apa-apa.

"Eh? Kenapa tidak berubah? apa aku kurang keras berkonsentrasi?" Ren kebingungan.
". . ." Yume diam dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan. Dia juga merasa ada yang salah dengan hutan di mimpi kali ini.
"Yume, apa aku kurang berkonsentrasi?" Tanya Ren
"Jangan-jangan..." Kata Yume perlahan
"Yume?"

Tiba-tiba pohon di sekitar mereka tumbang seperti ditabrak. Ya, memang ditabrak. Sebuah buldoser sedang berjalan ke arah mereka

"Lari!!!" Teriak Yume
"Kyaaa...!!!"
"Mereka ini tidak pernah menyerah juga" Kata Yume dengan pandangan jijik ke arah buldoser itu.
"Tu, tunggu... Yume!!" Ren kelelahan berlari.
"Ren!!!"
 "Dasar aku bodoh!!!" Teriak Ren.

Tiba-tiba dia menggunakan baju perang ala Hoshizora Sarara *google kalau gatau :P* dan terbang menjauh dari buldozer itu. "Harusnya aku memikirkan ini daritadi" Katanya. Yume kagum dibawahnya sambil terus berlari dari kejaran buldoser itu. Ren memusatkan kekuatannya di panahnya dan mengeluarkan "Luna Blaster!!!" Teriaknya. Buldoser itupun hancur seketika. Ren menghilangkan baju perangnya dan mengubah suasana ke sekolahnya.

"Apa itu tadi?" Tanya Ren
"Itu kerjaan peralatan dari sebuah organisasi rahasia D-Captor. Mereka menciptakan peralatan untuk mengendalikan mimpi seperti tadi dan memblokir impuls otak kita sehingga kita tidak bisa berpindah tempat. Sudah lama mereka mengincar kekuatanku. Kamu tidak boleh sampai didapatkan mereka. Mereka sudah lama berusaha mengejar-ngejar para Dream Designer untuk mengambil kekuatan mereka mengubah mimpi menjadi nyata."
 "Tapi mereka sudah bisa Creating seperti itu. Untuk apa mereka mengejarku?"
"Denger baik-baik makanya. Mereka bisa Creating, tapi tidak bisa mengubah mimpi mereka jadi nyata. Realitification itu cuma dimiliki Dream Designer."
"Aku mengerti. Sekarang setelah mereka menemukanmu, kamu harus melawan mereka dan melawan mimpi burukmu sendiri"

Keadaan ternyata tidak selalu semulus yang diharapkan. Sekarang Ren memiliki musuh yang cukup berbahaya. D-Captor. Lawan terberat Dream Designer selain mimpi buruk mereka.

"Oh ya, kenapa setelah buldoser mereka hancur kita bisa berpindah tempat lagi?" Tanya Ren. Memang awalnya mereka tidak bisa manipulating, tapi setelah buldoser itu hancur, kemampuan manipulating pun kembali.

"Itu karena kemampuan Creating mereka hanya untuk 1 objek, dan setiap objek itu dibuat, mereka memasang barier Anti-M. Setelah kamu hancurin itu, Bariernya juga hilang. Tenang aja, apa yang terjadi dalam Anti-M tidak akan jadi nyata. Jadi kamu ga usah khawatir nanti kamu dikejar-kejar buldoser sepulang sekolah" Jelas Yume
"Oke, aku ngerti"
"Ngomong-ngomong, kenapa kamu jadi Sarara?"
"Ehe, aku spontan mikirin dia"
"Haduh.... dasar gamer"

(Bersambung)

Apalagi yang akan dilakukan D-Captor untuk mendapatkan Ren?
Eniwei, kalau ada yang penasaran sama Sarara, aku kenal dia di game Magical Battle Arena. Ini fotonya :)

Desainer Mimpi *Part 1*

Ahahahaha, tiba-tiba aku pengen nulis cerita berbau fantasy xD *Sniff sniff* gatau kenapa tiba-tiba dapat ide cerita kayak gini, dan entah apa bakal bisa ber-part-part seperti R.I.P. Ikimasho :D

--------------

"Ren!! Berani sekali kamu tidur di kelas bapak!!!"
"Uwaaa!!! Ada Singa lepas!!!" Teriak Ren tiba-tiba.
"Apaa?!" Wajah pak Deni memerah
"Eh? Ma, ma, maaf pak... saya tadi mimpi jalan-jalan di kebun binatang. Bukannya ngatain bapak Singa..." Kata Ren sambil celingukan kebingungan.
"KELUAR!!!"

Ren langsung mengambil langkah cepat keluar kelas. Wajahnya memerah. Semalam dia keasikan main game yang baru di donlotnya jadinya dia hari ini ngantuk. Daripada bengong ga jelas dan dimarahi guru lain karena dikira bolos, Ren memilih untuk pergi ke perpustakaan.

Sebagai murid yang hampir ga pernah ke perpus, wajar kalau Ren bingung mau ngapain di perpus ini dan berakhir dengan jalan-jalan ga jelas di rak-rak buku. Tiba-tiba... Ren berhenti. Semacam ada kekuatan tidak terlihat, dia tiba-tiba menarik sebuah buku dari salah satu rak. Judul buku itu "How to Make Your Dreams Come True".

Buku itu cukup tipis. Ren membaca halaman pertama buku itu:

Jika kamu bisa menemukan buku ini, selamat. Kamu memiliki sesuatu dalam dirimu yang membuat buku ini menampakkan dirinya dan menarikmu. Tapi, buku ini tidak akan memaksamu untuk membacanya. Kalau kamu yakin ingin menjadikan semua mimpimu menjadi nyata, silahkan lanjutkan membaca. Tapi jika tidak, silahkan taruh kembali di rak maka buku ini tidak akan menampakkan dirinya padamu lagi.


Ren memikirkan kata-kata pada buku itu. Menjadikan semua mimpiku menjadi nyata? E... aku memang memiliki banyak impian. Semua manusia pasti begitu. Baiklah, aku mau.

Ren membaca halaman selanjutnya:

Jadi kamu memilih mimpimu? Perlu kuingatkan kalau semua resiko harus bisa kamu tanggung sendiri karena mimpi indahmu, dan mimpi burukmu akan menjadi nyata setiap kamu terbangun. Tapi kamu juga akan diberi kesempatan untuk dapat mengubah mimpi tersebut.

Ren berhenti. Eh? Jadi mimpi waktu tidur toh? Kalau mimpinya bisa nyata, baik mimpi indah atau buruk bakalan terjadi? Gawat kalau aku mimpinya dimakan singa kayak tadi. Tapi disini dikatakan kita bakal dikasih kesempatan untuk ngerubah mimpinya. Baiklah, selama aku bisa rubah semua mimpiku jadi indah, pasti ga bakal terjadi hal yang gawat kan? Oke deh.

Halaman berikut:

There is no turning back now. All your dreams will come true...

seketika halaman buku tersebut bercahaya. Ren merasa kepalanya ditusuk ribuan paku. Dia tertunduk, meremas rambutnya. Sakitnya sungguh tak tertahankan. Dia pingsan...

"Ren? Ren" Samar-samar ada suara dari kejauhan memanggilnya. Ren membuka matanya. Semunya putih. Dia tidak melihat deretan rak-rak buku perpustakaan.
"Ren!!!" Suara itu berteriak. Ren terkejut. Di sampingnya seorang gadis manis berambut panjang dengan terusan putih duduk.

"Siapa kamu? Dimana ini?"
"Oi... tenang aja. ga usah gugup gitu. Namaku Yume. Salam kenal..." Dia tersenyum.
"Trus ini dimana?"
"Kita lagi di batas antara dunia mimpi dan nyata"
"Eh?"
"Kamu ingat buku apa tuh judulnya? Yang bikin mimpimu jadi nyata itu"
"Iya aku baca. Nah, buku itu reinkarnasiku."
"Oh... Trus gimana?"
"Karena kamu udah setuju untuk membuat semua mimpimu jadi nyata, aku akan jadi partnermu. Aku akan menjelaskan segala cara yang bisa kamu gunakan untuk mengubah mimpimu."
"Baiklah, aku mengerti. Sekarang apa yang harus kulakukan?"
"Perhatikan *Poof*" Yume tiba-tiba memunculkan papan tulis dari udara kosong lalu menulis:

1. Creating
2. Manipulating
3. Memorizing

"Baiklah, kemampuan yang kamu miliki ada 3. yang pertama Creating. Kemampuan ini membuat kamu bisa menciptakan benda apa saja sesuai keinginanmu. Contohnya, seperti ketika aku munculin papan tulis ini. Kedua, Manipulating. Dengan ini kamu bisa memanipulasi suasana, atau apapun yang ada di sekelilingmu. Misalnya" Yume menjentikkan jarinya kemudian mereka segera diguyur hujan lebat membuat Ren kaget. "Stop!!! Aku basah!!!" Teriaknya.

"Basah apanya?" Kata Yume. Hujannya berhenti, dan mereka berdua sama sekali tidak kebasahan.
"Wah... keren!" Yume tersenyum mendengar pujian Ren.
"Selain ini, kamu juga bisa memanipulasi tempat. Kalau kamu mengganti tempat kejadian mimpi itu, nanti di dunia nyatanya akan terjadi di tempat yang sama. Tapi, kamu tidak bisa memanipulasi tindakan orang lain, seperti membuat seorang cowok naksir kamu di mimpi. Tapi kalau mau kamu bisa membuat keadaan yang membuat cowok itu dekati kamu kok" wajah Ren memerah.

"Yang terakhir, sepertinya udah jelas. kamu bakal ingat mimpimu. Jadi kamu bisa tau apa yang akan terjadi setelah kamu bangun berdasarkan ingatan mimpimu. Oh ya, ingat juga kalau ga semua adegan mimpi yang kamu manipulasi bisa jadi nyata. Yang bisa dibuat nyata itu cuma bagian-bagian mimpi yang masih bisa diterima logika manusia. Jadi kalau misalnya kamu buat di mimpimu kalau gurumu tiba-tiba berubah jadi Power Ranger, ga bakalan jadi di dunia nyata. Oke, mulai sekarang setelah kamu bangun, semua kemampuan ini akan aktif. Sekarang, bangunlah..."

dan Ren tersadar. Dia sedang berbaring di lantai Perpustakaan. Buku itu sudah hilang...

(Bersambung)

Kira-kira apa saja yang akan dilakukan Ren dengan mimpinya?
Maaf yah kalau ceritanya tidak jelas. Mohon komennya supaya aku langsung end ceritanya XD

Kamis, 18 Oktober 2012

R.I.P (Relakan Ia Pergi) *Part 4*

Sandy akhirnya setuju membantu Romi, yang keliatannya malah lebih karena diancam. Kalau Sandy ga nolongin dia bakal diikutin sama Romi yang udah menggila karena kelamaan di dunia manusia. Ga enak banget kan?

"Ngomong-ngomong kenapa lo ga kasih tau sendiri aja ke Siska supaya relain lo? Pake surat atau apa kek kalau ga bisa ngomong langsung kayak gini" Tanya Sandy penasaran.
"Aturannya emang gitu. Semua arwah itu kan pada hakikatnya ga ada lagi hubungannya sama manusia. Makanya gw ga bisa berkomunikasi sama Siska baik ngomong langsung kayak gini atau lewat surat atau apalah."
"Tapi kok lo bisa ngobrol sama gw gini?"
"Lo kondisinya berbeda. Karena lo punya kemampuan ngeliat hal gaib gini, kita katakan saja kalau lo punya ijin khusus berkomunikasi dengan arwah"
"Trus, kalau seandainya lo ngelanggar dan tetap kontak Siska gimana?"
"Gw selamanya ga bakalan diijinin lewatin gerbang dunia akhirat dan hidup di dunia manusia karena udah lakuin pelanggaran paling berat nomor 1 dalam Undang-Undang Perarwahan. Gw ga usah ingatin lagi apa jadinya arwah di dunia manusia"
"Oke deh, gw ngerti. Gw bakal bantu lo. Sekarang kita mulai rencana dekatin Siska. Kasih tau semua yang lo tau tentang dia. Kali aja nanti gw butuh untuk PDKT. Haduh, gw jadi ngerasa kayak di anime 'World God Only Know' nih"
"Apaan tuh?"
"Nevermind."
"Oke. Erasing recent memory"
"Ngapain lo?"
"Kan lo tadi suruh lupain aja"

Bantal pun melayang menembus Romi.

"Hahahaha, ngapain lo? Gw kan hantu. Ga bakalan kena deh. Siska tuh teman sekelas lo kok"
"Ho... Siska yang itu?"
"Emang ada berapa banyak Siska yang kamu kenal?"
"Cuma dia sih, tapi di Indonesia sendiri yang namanya Siska kan juga banyak"

Sandy dan Siska emang sekelas, tapi ga begitu dekat. Alasannya simpel. Sandy ga pede gabung sama orang pinter. Romi rencananya bakal ngajarin Sandy trik-trik yang dia pake dulu waktu dapatin Siska. Kali aja berhasil lagi.

"Ya udah deh, karena emang lo lebih tau tentang dia, jadi gw nurut aja" Kata Sandy

***

"Rom, lo yakin ini bakal berhasil? Gw sama sekali ga yakin nih!" Sandy mengetik di hapenya. Cara ini lebih mantap digunakan untuk bicara dengan Romi, karena kalau berbisik kan masih aja bisa didenger orang. Dalam tingkatan yang lebih gawat lagi kalau kita ampe dituduh ngucapin mantra enteng jodoh. Romi mengacungkan jempolnya. Dengan enggan, Sandy berjalan mendekati Siska.

"Hai Sis."
"Eh, San, ada apa?"
"Pinjem buku catatan dong. Tadi ga sempet nyatet. Dosennya ngerocos mulu"
"He? Tumben banget kamu dateng ke aku. Ada apa nih?"
"Aku pengen belajar"
"Kamu.... pengen.... belajar?"
"Reaksinya ga enak bener"
"Hahaha, sori. Bentar yah?" Siska mencari-cari dalam tasnya.
"Sis, pulpenmu jatuh tuh" Tunjuk Sandy
"Mana? Ini bukan punyaku kok"
"Ya udah, kasih aku aja. Lumayan daripada harus beli lagi"
"Huu.... dasar. Nih bukunya. Aku balik dulu yah?"
"Oke... makasih Sis"

Romi memberi jempol pada Sandy. Rencana mereka berjalan mulus seakan baru saja make body lotion yang dikombinasikan dengan tisu galon.

Apa yang baru saja dilakukan Sandy? Apa rencananya dengan Romi? Next... R.I.P *part 5*

(Bersambung)

Selasa, 16 Oktober 2012

R.I.P (Relakan Ia Pergi) *Part 3*

Sepulang dari bandara, Sandy dan Romi mulai membicarakan rencana menolong arwah Romi.

"Gw ulangi lagi. Jadi lo pengen gw jadi pacarnya Siska, jadi dia bisa lupain lo, supaya arwah lo jadi tenang, dan bisa lewatin gerbang dunia akhirat?" Sandy sedang mereview penjelasan Romi.
"Cakep"
"Makasih. Jadi geer dipuji cowok gini"
"Lo belum pernah ngerasain dicekek arwah?"
"Emang bisa?"
"Mau coba?"
"Next time aja. Trus apa jadinya kalau gw ga bantuin lo?"

"Lo pernah nonton film horor tentang kuntilanak, pocong, dan lain-lain itu kan? Nah, sebenarnya sebelum mereka jadi kayak gitu, mereka hanya arwah biasa kayak gw. Tenang, dan ga berbahaya buat manusia, pokoknya ga bisa sama sekali berhubungan dengan manusia kecuali orang-orang kayak lo.

Dunia manusia memiliki semacam gelombang yang bisa mempengaruhi arwah-arwah. Perlahan-lahan gelombang itu akan merubah arwah menjadi lebih sentimentil pada manusia, dan pada akhirnya mereka akan mencoba menyakiti manusia. Gampangnya, kalau arwah terus berada di dunia yang ga seharusnya, mereka pada akhirnya bisa menjadi gila dan berbahaya."

"Jadi... kalau gw ga bantuin lo dan lo terus-terusan ngikutin gw lama-kelamaan lo bakal jadi berbahaya buat gw?"
"Kira-kira gitu. Lo ga mau kan kalau tiap kali lo liat belakang ada gw yang udah gila lagi galau sambil nulis-nulis di pasir?"
"Yang sekarang aja gw udah ilfil. Trus kalau gw udah bantuin, apa untungnya buat gw?"
"Em... iya yah? Gw rasa ga adil kalau gw aja yang minta di lo. Lo maunya apa? Kali aja gw bisa berunding sama malaikat mautnya"
"Kayaknya si malaikat maut baik banget. Gw tuh ngebayanginnya dia tuh pake jubah hitam, trus bawa-bawa sabit gede gitu. Berani macem-macem langsung ditebas"
"Ga juga sih. Gw juga ga begitu ngerti sistem kerja diatas. Biarlah itu menjadi misteri buat manusia. Kalau manusia udah tau semuanya, jadi ga seru kan? Jadi lo maunya apa?"
"Gw... sebenarnya pengen kemampuan gw ini hilang aja"
"Kenapa?!"

"Gw ga enak aja. Ga tau kenapa rasanya ada yang salah aja. Gw kasian kalau liat arwah-arwah yang nangis di pinggir jalan, atau hantu-hantu yang berkeliaran di rumah angker tanpa arah gitu. Keliatannya mereka kesepian gitu. Gw selalu ngebayangin apa saja yang sudah mereka lakuin dalam hidup mereka sehingga harus sengsara gitu. Kalaupun itu karena mereka udah ngelakuin hal-hal buruk semasa hidupnya, tapi apa ga ada cara buat beban mereka ga terlalu berat?

Hidup tanpa arah, dalam jangka waktu yang entah berapa lama, gw ga bisa ngebayangin jalanin hidup kayak gitu. Tapi gw cuma bisa ngeliat mereka tanpa ngelakuin apa-apa. Untuk apa gw bisa liat mereka kalau gw ga bisa lakuin apa-apa buat mereka? Yang ada malah gw jadi numpuk rasa bersalah gw"

"Tapi itu kan bukan salah lo. Lagian lo emang ga bisa ngelakuin apa-apa untuk mereka"
"Tetep aja lah Rom hati gw jadi ga enak. Gw tau kalau ada yang lagi kesusahan di depan mata gw, tapi gw ga bantuin. Mending gw ga usah bisa liat mereka"
"Gw salut sama lo. Gw jadi ngerti kenapa Malaikat maut nyuruh gw temuin lo. Bukan cuma lo yang kesempatan dekatin Siska paling besar, tapi karena emang lo orang yang kesempatan gw minta tolongnya paling besar. Oke lah, gw bakal minta sama Malaikat. Anggap aja ini sebagai penebusan rasa bersalah lo"

(Bersambung)

Jadi, apa yang bakal dilakukan Sandy untuk mendapatkan hati Siska supaya arwah Romi tenang? Stay tune desu... ^o^v

Note: Keseluruhannya percakapan yah? Tapi aku ga tau lagi mau jelasin cerita ini gimana selain dalam bentuk ini -_-

Minggu, 14 Oktober 2012

Mendadak Anime

Waktu lagi asik ngegame di laptop, aku ngerasa ada yang aneh sama TV ku. Waktu itu acaranya OVJ. Biasa sih, tapi yang bikin aku heran, kenapa OVJ nya kayak berubah jadi versi berbahasa Jepang? Yup. Je-E-Pe-A-En-Ge. JEPANG!!! Ada apa dengan TVku? Apa ga cukup dengan keadaan "Redless"nya? >.<

Aku agak ga yakin, jadi kudekatkan telingaku ke depan TV. eh? Indonesia kok. tapi pas menjauh, mulai lagi terdengar ocehan Sule dan lainnya dalam bahasa Jepang. Ditambah suara kipas angin yang berisik membuat suara TV makin sulit ditangkap. Untung aja tadi aku ga beli Chitato. bakal makin ga jelas! Kwaa...kwaa... gitu.

Apa yang membuat otakku tiba-tiba nginstal TVku jadi versi Bahasa Jepang gitu mungkin karena beberapa hari belakangan ini aku lagi semangat-semangatnya nonton Anime hasil donlotan sendiri. Referensinya anime-nya sih dari pengalaman waktu nonton di Animax. Waktu pertama make telkomvision kan gratis semua channel selama 3 bulan, salah satunya Animax. Kalau referensi tempat donlotnya aku tanya di Shiina :D

Jadi, anime pertama yang kutonton adalah "Kaichou wa Maid-sama!" sebanyak 26 episode, trus berikutnya aku donlot "Blood-C" yang bikin aku penasaran sejak baca di blognya Shiina, sebanyak 12 episode, tapi episode 5 nya ga bisa dibuka (entah mengapa), trus aku udah donlot juga "The Melancholy of Haruhi Suzumiya" season 1 sebanyak 14 episode, trus lanjut nyari season 2 yang saat ini stuck di episode 6 karena entah mengapa linknya ga bisa dibuka lagi.

Trus aku baru aja selesai donlot "Midori no Hibi" sebanyak 13 episode, anime yang dulu pernah kubaca di Animonster entah edisi berapa dan waktu aku umur berapa, dan udah nonton ampe episode 6. Rencananya aku mau donlot "K-on!" abis ini, tapi entahlah apa wi-fi kampus bisa diandalkan untuk mendonlot mereka karena aku juga harus hemat-hemat. Bisa-bisa aku latihan jadi kuda lumping biar bisa makan beling karena ga bisa membeli sesuap nasi *bahasanya...*

Tapi, wi-fi kampus ga sepenuhnya ga bisa diandalkan buat ngedonlot kok. Aku donlot Blood-C itu pake wi-fi kampus dengan konsekuensi laptopku jadi begadang. Sumimasen reputopu-chan... T.T
Eniwei, aku pake "Chan" karena laptopku emang cewek xD. Gimana cara taunya? apakah Indra pernah ngintip roknya? *PLAK!!!* aku baca di blognya Mii. Kalau mau coba, buka aja :D

Oh ya, kalau ada yang mau linknya, tanya aja yah? Gatau kenapa aku ngerasa ga enak kalau langsung bagi-bagi linknya gitu. Jaa... :)

Note: Ada sedikit ralat :P

Kamis, 04 Oktober 2012

R.I.P (Relakan Ia Pergi) *Part 2*

Kring kring kring...

"Iya, Halo Ngel?"
"Halo San, aku mau ngomong nih."
"Ng? Ngomong apa?"
"Kita ketemuan yuk. di cafe biasa yah?"
"Oke deh. jam berapa?"
"Setengah jam lagi yah?"
"Sip. aku mandi dulu. dah.."

Sandy mematikan hapenya. Romi geleng-geleng.

"Napa lu Rom?"
"Gw heran aja?"
"Heran kenapa lagi?"
"Hape lu udah keren gitu ringtonenya malah 'kring kring'"
"Oi, ini kan handphone. phone ya bunyinya kring kring. udah ah, gw mandi dulu. mau ketemu Angel"
"Iye, buruan. Lo bau banget, ampe bisa nembus idung gw. padahal gw udah ga napas"
"Awas lo kalo ngintip"
"jorok! Body gw juga lebih oke dari lo kali"

* * *

Sandy tiba di cafe langganannya dengan Angel. Dilihatnya Angel sedang menikmati cheesecake. Ceweknya ini emang suka banget sama cheesecake, sedangkan Sandy sukanya Strawberry cake *Nah loh?*.

"Hai Ngel. udah lama nungguin?"
"Ga kok. eh, kamu mau pesen apa?"
"Ga deh. aku ga lapar kok"
"Alah... sok malu-malu. bilang aja duitmu udah nipis karena akhir bulan kan? Hihihi"
"Iya sih. Kamu tau aja"
"Hahaha, jujur aja kali. Aku kan pacarmu. Mba', Strawberry cake-nya 1 yah?"

Sambil menikmati cake mereka, Angel menceritakan ke Sandy kalau dia akan ikut orangtuanya pindah ke Australia, sekaligus melanjutkan kuliah S2-nya seperti yang dikatakan Romi. Angel juga minta putus karena akan susah untuk mereka saling menjaga komunikasi. Angel ga mau Sandy sampai merasa terbebani karena menjalani LDR. Sandy tertunduk sedih. Sebenarnya dari semalam dia sudah memikirkan kata-kata Romi, dan berusaha tegar supaya bisa terima. Romi dengan wajah simpati menepuk pundak Sandy.

"Maaf yah San, mendadak gini"
"Gapapa kok. kalau emang itu demi kebaikanmu aku terima. Aku ga mau jadi penghalangmu karena keegoisanku"
"Makasih yah San"
"Iya. Makasih juga udah mau jadi pacarku"
"Aku ga mau kita pisah sedih-sedihan gini. temani aku jalan yah?"

* * *

3 Hari kemudian Sandy ikut mengantar Angel ke bandara. Hari terakhir mereka bisa saling tatap muka nih. Emang sih sekarang udah ada skype atau YM buat ngobrol, tapi tetep aja rasanya bakal beda. Iya ga? tapi, ayolah... kita pertahankan suasana harunya. Sekarang harinya Angel dan Sandy bakal berpisah

Angel tersedu-sedu sepanjang perjalanan. Sandy berusaha menangkannya

"udahlah Ngel, kita kan ga selamanya pisah"
"Iya. maaf aku jadi cengeng gini. Kalau misalnya aku kembali dan kamu udah dapat penggantiku, kamu tetap jadi sahabatku yah?"
"Pasti" Sandy mengangguk mantap
"Selamat tinggal, Sandy..." Kata Angel sambil mencium pipinya
"Selamat jalan Angel..."

* * *

"So..." Romi memulai percakapan sambil menemani Sandy yang sedang duduk di ruamg tunggu bandara
"Apa?"
"Emm... gw daritadi penasaran"
"Sama apa?"
"Petugas bandaranya. Kira-kira dia sering ngeliat adegan kayak sinetron gitu ga yah?"
"Hahahaha, emang gw sama Angel tadi kayak sinetron yah?"
"Gitu dong, ketawa juga akhirnya. eh, jadi gimana?"
"Apanya?"
"Bantuin gw"
"Emm... oke deh, gw usahain. tapi gw bantuinnya gimana?"
"Nanti aja deh, kita omongin di kos. Hihihihi, pulang yuk?"
"Bentar aja napa sih?"
"Lo ga sadar? Daritadi orang-orang ngeliatin lo ngomong sendiri. Kan mereka ga bisa liat atau denger gw"
"Buset!! Gw lupa!!! Lo kenapa ga ingetin? Gw lupa kalau lo hantu!" bisiknya

(Bersambung)

Next up: Gimana kelanjutannya? Penasaran? Stay tune!!! :D