Kamis, 03 Januari 2013

R.I.P (Relakan Ia Pergi) *Part 10: Angel*



Tok tok tok

Pintu kamar Siska diketuk. “Masuk aja, ga dikunci kok.” Kata Siska tanpa mengalihkan pandangannya dari novel yang sedang dibacanya. Pintu kamarnya pun terbuka, dan tertutup lagi dengan sendirinya. Siska akhirnya bangkit lalu berkata “Bentar yah Rom, aku nyalain laptopku dulu” Katanya. Jika orang lain melihatnya sekarang, mereka pasti berpikir Siska orang aneh yang bicara sendiri. Yah, tapi kan tidak ada orang lain di kamarnya. Romi tersenyum melihat Siska.

Setelah itu Siska membuka aplikasi Notepad di laptopnya lalu duduk agak ke pinggir seolah-olah memberi tempat untuk orang lain menggunakan laptopnya. Romi duduk di depan laptopnya lalu mulai mengetik. Di kafe Siska sudah bisa menerima keberadaan Romi, jadi Romi boleh berkomunikasi dengan Siska. Tapi karena Siska tidak punya kemampuan seperti Sandy, mereka harus berkomunikasi melalui perantara. Seperti sekarang Romi berbicara dengan mengetik di Notepad

*Catatan penulis: mulai dari sini, aku ketiknya dengan format percakapan biasa*

“Hai Sis :)” kata Romi
“Hai Rom” Siska menyapa balik
“Kamu ga belajar?”
“Udah kok tadi. Kamunya aja yang datangnya telat”
“Hoo... :o”
“Eh, Rom, nanya dong”
“Apa?”
“Kamu kan hantu. Kenapa pake ngetuk pintu segala?”
“He? Emang salah? Kan ga sopan? -.-“
“Hihi, iya sih” Siska tersenyum
“Oh ya, aku mau ngomong sesuatu nih. Tentang Angel”
“Angel? Pacar Sandy?”
“Iya. Aku dapat info dari malaikat maut kalau Angel kecelakaan. Dia ga sadarkan diri sekarang :(“
“Astagaa...” Siska terkejut sambil menekapkan tangan ke mulutnya
“Aku belum kasih tau Sandy. Aku gatau harus gimana bilangnya :(”
“Aku yakin Sandy pasti bakal shock banget. Tapi dia bakal lebih marah lagi kalau sampai kamu ga kasih tau dia secepatnya Rom...”
“Iya...”
“Aku bakal temani kamu. Ayo kita ke tempatnya sekarang” Setelah Siska berkata begitu, Romi langsung menutup Notepad dan mematikan Laptop Siska.

----------------

Sampai di sini waktu aku ngebayangin itu... serem juga sih -.-

----------------
“Oh ya Rom, kita ga mungkin bawa laptopku kemana-mana, jadi kalau kamu mau ngomong sama aku di luar, pegang aja tanganku trus ambil notes dan pulpen di tasku yah?” Kata Siska sambil wajahnya memerah. Membayangkan Romi memegang tangannya pasti membuatnya malu *ada yah orang yang anteng-anteng aja waktu tangannya dipegang hantu gini. In case if you wonder, aku ga bikin Romi sendiri yang pegang notes sama pulpennya supaya ga nakut-nakutin orang. Bayangkan kalau ada notes melayang sendiri. Ga lucu kan?*

* * *

Sandy baru saja selesai mandi waktu Siska datang dengan taksi ke kosnya.

“Siska? Tumben kamu kesini. Ada apa?” Tanya Sandy
“Romi tadi datang ke rumahku. Katanya dia mau kasih tau kamu sesuatu tapi dia gatau gimana mau kasih taunya” Jelas Siska. Romi terlihat gelisah di belakang Siska.
“Ya udah, masuk aja dulu” Kata Sandy mempersilahkan mereka masuk.
“Jadi gini San. Romi kasih tau di aku, kalau... maaf ya San... Angel... kecelakaan. Dia sekarang ga sadarkan diri” Kata Siska dengan nada simpati.
“A, a..” Sandy tidak bisa berkata apa-apa.
“Maaf San, gw gatau gimana mau kasih tau lo. Lo udah bantuin gw sekuat tenaga, tapi gw malah cuma bisa kasih lo kabar buruk begini” Kata Romi dengan ekspresi tidak enak.
“. . .” Sandy tertunduk sambil menutup wajahnya dengan tangannya.
“San...” Panggil Siska berusaha menenangkan Sandy
“Kenapa? Kenapa lo ga langsung kasih tau ke gw?!” Bentak Sandy pada Romi.
“Sandy!” Siska terkejut
“Sori Sis. Tolong pergi sekarang” Kata Sandy sambil terus menunduk.
“Tapi San...”
“Plis Siska. Pergi dari sini!!”
“Sis, aku bakal coba tenangin Sandy. Sekarang kamu pulang aja dulu. Ini emang salahku. Nanti aku kasih kabar lagi ke kamu” Tulis Romi di notes itu lalu menunjukkannya ke Siska.
“Oke. Aku serahin ke kamu Rom” Kata Siska lalu pergi meninggalkan mereka.
“San, sori gw ga kasih tau ke lo. Bukannya gw ga mau, tapi gw ga enak mau ngasih taunya. Lo udah bantuin gw, tapi gw malah bikin lo susah kayak gini” Kata Romi
“. . .” Sandy terus saja diam.
“2 Hari lagi Angel bakal sadar kembali, dan besoknya dia bakal balik ke Indo” Lanjut Romi. Sandy langsung menatapnya.
“Serius?”
“Iya, tapi...” Romi ragu-ragu
“Dia bakal balik ke Indonesia lagi? Dia ga apa-apa?” wajah Sandy terlihat sangat berharap
“Iya. Dia sehat. Cuma...”
“Udah. Itu aja yang gw perlu tau. Gw ga mau terus-terusan andalin lo buat tau kabar Angel. Lo bukan radio transmisi untuk ngecek keadaannya. Sori tadi gw marah, tapi lain kali mending lo ga usah kasih tau apa-apa lagi tentang Angel” Sandy terlihat lega sekali.
“Oke deh. . .” Kata Romi walau dia masih terlihat cemas.

* * *

3 Hari kemudian di rumah Angel di Indonesia . . .

“Selamat datang kembali Angel. Ini rumahmu. . .” Kata mama Angel sambil membawanya masuk ke rumah. Ekspresinya agak sedih melihat Angel.
“Ah . . .” Angel dengan ekspresi kosong melihat sekeliling rumahnya yang besar
“Ayo. Kita ke kamarmu.” Ajak mamanya.

Sesampainya di kamarnya Angel mamanya meninggalkannya supaya Angel beristirahat. Angel kembali melihat sekeliling dengan ekspresi datar. Matanya kemudian tertuju pada sebuah pigura berisi fotonya bersama Sandy. Dia mengambil foto itu, lalu pelan-pelan berkata “Siapa dia . . .?”

(bersambung)

Sorii..... aku makin lambat updetnya yah? :O