Tok tok tok
Pintu kamar
Siska diketuk. “Masuk aja, ga dikunci kok.” Kata Siska tanpa mengalihkan
pandangannya dari novel yang sedang dibacanya. Pintu kamarnya pun terbuka, dan
tertutup lagi dengan sendirinya. Siska akhirnya bangkit lalu berkata “Bentar
yah Rom, aku nyalain laptopku dulu” Katanya. Jika orang lain melihatnya
sekarang, mereka pasti berpikir Siska orang aneh yang bicara sendiri. Yah, tapi
kan tidak ada orang lain di kamarnya. Romi tersenyum melihat Siska.
Setelah itu
Siska membuka aplikasi Notepad di laptopnya lalu duduk agak ke pinggir
seolah-olah memberi tempat untuk orang lain menggunakan laptopnya. Romi duduk
di depan laptopnya lalu mulai mengetik. Di kafe Siska sudah bisa menerima
keberadaan Romi, jadi Romi boleh berkomunikasi dengan Siska. Tapi karena Siska
tidak punya kemampuan seperti Sandy, mereka harus berkomunikasi melalui
perantara. Seperti sekarang Romi berbicara dengan mengetik di Notepad
*Catatan
penulis: mulai dari sini, aku ketiknya dengan format percakapan biasa*
“Hai Sis :)”
kata Romi
“Hai Rom”
Siska menyapa balik
“Kamu ga
belajar?”
“Udah kok
tadi. Kamunya aja yang datangnya telat”
“Hoo... :o”
“Eh, Rom,
nanya dong”
“Apa?”
“Kamu kan
hantu. Kenapa pake ngetuk pintu segala?”
“He? Emang
salah? Kan ga sopan? -.-“
“Hihi, iya
sih” Siska tersenyum
“Oh ya, aku
mau ngomong sesuatu nih. Tentang Angel”
“Angel?
Pacar Sandy?”
“Iya. Aku
dapat info dari malaikat maut kalau Angel kecelakaan. Dia ga sadarkan diri
sekarang :(“
“Astagaa...”
Siska terkejut sambil menekapkan tangan ke mulutnya
“Aku belum
kasih tau Sandy. Aku gatau harus gimana bilangnya :(”
“Aku yakin
Sandy pasti bakal shock banget. Tapi dia bakal lebih marah lagi kalau sampai
kamu ga kasih tau dia secepatnya Rom...”
“Iya...”
“Aku bakal
temani kamu. Ayo kita ke tempatnya sekarang” Setelah Siska berkata begitu, Romi
langsung menutup Notepad dan mematikan Laptop Siska.
----------------
Sampai di
sini waktu aku ngebayangin itu... serem juga sih -.-
----------------
“Oh ya Rom,
kita ga mungkin bawa laptopku kemana-mana, jadi kalau kamu mau ngomong sama aku
di luar, pegang aja tanganku trus ambil notes dan pulpen di tasku yah?” Kata
Siska sambil wajahnya memerah. Membayangkan Romi memegang tangannya pasti
membuatnya malu *ada yah orang yang anteng-anteng aja waktu tangannya dipegang
hantu gini. In case if you wonder, aku ga bikin Romi sendiri yang pegang notes
sama pulpennya supaya ga nakut-nakutin orang. Bayangkan kalau ada notes
melayang sendiri. Ga lucu kan?*
* * *
Sandy baru saja selesai mandi waktu Siska datang dengan taksi ke kosnya.
Sandy baru saja selesai mandi waktu Siska datang dengan taksi ke kosnya.
“Siska?
Tumben kamu kesini. Ada apa?” Tanya Sandy
“Romi tadi
datang ke rumahku. Katanya dia mau kasih tau kamu sesuatu tapi dia gatau gimana
mau kasih taunya” Jelas Siska. Romi terlihat gelisah di belakang Siska.
“Ya udah,
masuk aja dulu” Kata Sandy mempersilahkan mereka masuk.
“Jadi gini
San. Romi kasih tau di aku, kalau... maaf ya San... Angel... kecelakaan. Dia
sekarang ga sadarkan diri” Kata Siska dengan nada simpati.
“A, a..”
Sandy tidak bisa berkata apa-apa.
“Maaf San,
gw gatau gimana mau kasih tau lo. Lo udah bantuin gw sekuat tenaga, tapi gw
malah cuma bisa kasih lo kabar buruk begini” Kata Romi dengan ekspresi tidak
enak.
“. . .”
Sandy tertunduk sambil menutup wajahnya dengan tangannya.
“San...”
Panggil Siska berusaha menenangkan Sandy
“Kenapa?
Kenapa lo ga langsung kasih tau ke gw?!” Bentak Sandy pada Romi.
“Sandy!”
Siska terkejut
“Sori Sis.
Tolong pergi sekarang” Kata Sandy sambil terus menunduk.
“Tapi
San...”
“Plis Siska.
Pergi dari sini!!”
“Sis, aku
bakal coba tenangin Sandy. Sekarang kamu pulang aja dulu. Ini emang salahku.
Nanti aku kasih kabar lagi ke kamu” Tulis Romi di notes itu lalu menunjukkannya
ke Siska.
“Oke. Aku
serahin ke kamu Rom” Kata Siska lalu pergi meninggalkan mereka.
“San, sori
gw ga kasih tau ke lo. Bukannya gw ga mau, tapi gw ga enak mau ngasih taunya.
Lo udah bantuin gw, tapi gw malah bikin lo susah kayak gini” Kata Romi
“. . .”
Sandy terus saja diam.
“2 Hari lagi
Angel bakal sadar kembali, dan besoknya dia bakal balik ke Indo” Lanjut Romi.
Sandy langsung menatapnya.
“Serius?”
“Iya,
tapi...” Romi ragu-ragu
“Dia bakal
balik ke Indonesia lagi? Dia ga apa-apa?” wajah Sandy terlihat sangat berharap
“Iya. Dia
sehat. Cuma...”
“Udah. Itu
aja yang gw perlu tau. Gw ga mau terus-terusan andalin lo buat tau kabar Angel.
Lo bukan radio transmisi untuk ngecek keadaannya. Sori tadi gw marah, tapi lain
kali mending lo ga usah kasih tau apa-apa lagi tentang Angel” Sandy terlihat
lega sekali.
“Oke deh. .
.” Kata Romi walau dia masih terlihat cemas.
* * *
3 Hari
kemudian di rumah Angel di Indonesia . . .
“Selamat
datang kembali Angel. Ini rumahmu. . .” Kata mama Angel sambil membawanya masuk
ke rumah. Ekspresinya agak sedih melihat Angel.
“Ah . . .”
Angel dengan ekspresi kosong melihat sekeliling rumahnya yang besar
“Ayo. Kita
ke kamarmu.” Ajak mamanya.
Sesampainya
di kamarnya Angel mamanya meninggalkannya supaya Angel beristirahat. Angel
kembali melihat sekeliling dengan ekspresi datar. Matanya kemudian tertuju pada
sebuah pigura berisi fotonya bersama Sandy. Dia mengambil foto itu, lalu
pelan-pelan berkata “Siapa dia . . .?”
(bersambung)
Sorii..... aku makin lambat updetnya yah? :O