Dengan ini aku mengumumkan kaau aku
mulai lagi lanjutin proyek RIP ini. Sori banget buat yang udah lama nunggu
*kalau ada* -w-v. Etto... aku berencana buat rute Siska ini ceritanya lebih
nyantai (berharap jadi komedi malah), dan yang menyedihkan itu rute Angel.
Well, somehow aku pasti bisa lah. Mohon do’anya.... *sujud-sujud*
--------
"Oi, Oi!! Siska! Bangun
Siska!! Bi, panggil ambulans sekarang!" Perintah Sandy kepada pembantunya
yang wajahnya sudah pucat. "Uh... Kenapa jadi begini?!" Teriak Sandy jengkel
lalu menggendong Siska keluar kamar. Nafas Siska masih ada. Jadi sepertinya
efek samping dari obat tidurnya tidak begitu parah. Tapi tetap saja, kita
sedang membicarakan obat tidur. Salah sedikit, Siska bisa langsung menyusul
Romi. Sandy menggeleng menghapus pikiran itu dari kepalanya.
Ambulans pun datang dan membawa
Siska. Sandy mengikuti mobilnya dengan motornya dari belakang sambil membonceng
Romi yang sudah pucat sebagai hantu, jadi lebih pucat lagi. “Rom, apa lo harus
di bonceng gw? Apa salahnya lo langsung nyelinap ke ambulans sana?” Kata Sandy
dengan nada frustasi. “Gw ga kuat liat Siska kayak gitu San. Biarlah dengan
begini angin bakal ngehapus air mata gw” Romi mendadak puitis lalu memeluk
Sandy. “Oi...!!! Dingin setan!!”
Dan mereka tiba di rumah sakit
dengan selamat. Well, kalaupun ada apa-apa, mereka juga bakal nyampe di rumah
sakit kan? Siska langsung dibawa ke ruang gawat darurat. Suster menyuruh Sandy
untuk menunggu di luar sementara mereka mengurus Siska. Jangan tanyakan
bagaimana caranya mereka merawat Siska, karena Sandy ga kuliah kedokteran, jadi
dia ga tau. Sambil menunggu, Sandy mengobrol dengan Romi untuk mengurangi
ketegangan. Seperti biasa, Sandy mengetik di hapenya
“Rom, lo gimana sih? Masa Siska mau
bunuh diri gitu ga lo kasih tau?”
“Mana gw tau San? Gw kan lebih sering sama lo. Malaikat maut juga cuma nyediain update info untuk Angel aja”
“Mana gw tau San? Gw kan lebih sering sama lo. Malaikat maut juga cuma nyediain update info untuk Angel aja”
“Ngapain juga lo ngabisin waktu
sama gw? Mending kan sama Siska. Jadi bisa ngobatin rindu lo juga”
“Pengennya sih gitu, tapi... gimana
kalau gw datangnya di saat yang ga tepat? Kayak...” wajah Romi memerah
“Dasar hantu mesum” Pikir Sandy
“Gapapa dong. Gw kan cowok sehat”
Kata Romi
“Eh? Gw lupa lo bisa baca pikiran!
Sialan, tau gini gw kan ga perlu ngetik di hape kayak gini!” Bentak Sandy ke Romi
lewat pikiran
“Hahahaha, abisnya seru aja liat lo
sibuk banget dengan hape gitu”
* * *
Sandy sudah dibolehkan masuk
melihat keadaan Siska. Menurut dokter, Siska beruntung karena hanya koma karena
over dosis obat tidur. Kalau dia minum obatnya sedikit lebih banyak, tidak
mungkin dia selamat. Dokter tidak tahu kapan Siska akan bangun, jadi dia akan
dirawat inap.
Sandy terus menemani Siska yang
tertidur nyenyak dengan botol infus dan berbagai peralatan rumah sakit di
sekitarnya sambil menunggu orang tua Siska datang. Karena tidak banyak yang
bisa dikerjakan, Romi sudah tidur di udara karena bosan. Tergoda dengan
nyamannya Romi tidur, Sandy akhirnya menaruh kepalanya di samping tempat tidur
lalu menutup mata...
Beberapa jam kemudian
“San, Sandy?” Kata suara yang
dikenal Sandy
“Uhh... ada apa Sis? Aku masih
ngantuk. Lagian hari ini aku ga ada kuliah” jawab Sandy setengah mengantuk lalu
tidur lagi
“Bangun!!!” Teriak Siska.
“Ihh... Siska, kan udah kubilang
aku masih ngantuk. Bentar lagi deh. Eh? SISKA?!” Sandy langsung melompat
terbangun, tapi Siska masih tertidur di depannya. “Ya ampun, ternyata mimpi”
katanya pada dirinya sendiri.
“Ini bukan mimpi” kata suara di
sampingnya. Sandy melihat Siska berdiri di sampingnya dengan wajah senang.
“Waaaa!!!!!” Sandy histeris membuat
seorang suster masuk.
“A, Ada apa mas?” Tanya si suster
dengan wajah panik. Sepertinya dia tidak melihat Siska yang berdiri di
depannya, dan hal ini membuat Sandy menarik satu kesimpulan.
“Ah... maaf suster. Aku cuma mimpi
buruk tadi”
“Mas, tolong jangan berisik. Pasien
lain butuh istirahat” Kata si suster kesal lalu pergi.
Sandy lalu berbalik menghadapi
Siska lagi
“Siska, kamu kenapa jadi hantu
gini?” Tanyanya
“Gatau. Tiba-tiba aja pas bangun
aku udah lepas dari tubuhku gini” katanya
“Umm...” Sandy melihat kalau status
jantung Siska masih berjalan. Nafasnya juga normal. Sepertinya koma Siska
membuat dia berada dalam keadaan hidup-mati sehingga jiwanya terpisah dari
badannya seperti ini.
“Ada apa San berisik gini?” Romi
baru bangun
“Eh? Romi?” Kata Siska terkejut
“Siska? Kamu kok? Hah?! Kamu
mati?!” Kata Romi panik.
Sandy akhirnya menjelaskan semua
dugaannya kalau Siska koma dan berada dalam keadaan hidup-mati sehingga jiwa
dan tubuhnya terpisah. Romi terlalu senang bertemu Siska. Sepertinya dia tidak
mendengar penjelasan Sandy. Ah sudahlah, pikirnya. Biarin aja dulu mereka
senang-senang. Kata Sandy sambil tersenyum melihat pasangan hantu di depannya
saling bercerita dengan seru.
(Bersambung)
Yayyy.... gimana? Suka? Sukur deh :D. Enggak? Maaff.... T.T