Rabu, 06 Maret 2013

R.I.P (Relakan Ia Pergi) *Part 10: Siska*



Dengan ini aku mengumumkan kaau aku mulai lagi lanjutin proyek RIP ini. Sori banget buat yang udah lama nunggu *kalau ada* -w-v. Etto... aku berencana buat rute Siska ini ceritanya lebih nyantai (berharap jadi komedi malah), dan yang menyedihkan itu rute Angel. Well, somehow aku pasti bisa lah. Mohon do’anya.... *sujud-sujud*

--------

"Oi, Oi!! Siska! Bangun Siska!! Bi, panggil ambulans sekarang!" Perintah Sandy kepada pembantunya yang wajahnya sudah pucat. "Uh... Kenapa jadi begini?!" Teriak Sandy jengkel lalu menggendong Siska keluar kamar. Nafas Siska masih ada. Jadi sepertinya efek samping dari obat tidurnya tidak begitu parah. Tapi tetap saja, kita sedang membicarakan obat tidur. Salah sedikit, Siska bisa langsung menyusul Romi. Sandy menggeleng menghapus pikiran itu dari kepalanya.

Ambulans pun datang dan membawa Siska. Sandy mengikuti mobilnya dengan motornya dari belakang sambil membonceng Romi yang sudah pucat sebagai hantu, jadi lebih pucat lagi. “Rom, apa lo harus di bonceng gw? Apa salahnya lo langsung nyelinap ke ambulans sana?” Kata Sandy dengan nada frustasi. “Gw ga kuat liat Siska kayak gitu San. Biarlah dengan begini angin bakal ngehapus air mata gw” Romi mendadak puitis lalu memeluk Sandy. “Oi...!!! Dingin setan!!”

Dan mereka tiba di rumah sakit dengan selamat. Well, kalaupun ada apa-apa, mereka juga bakal nyampe di rumah sakit kan? Siska langsung dibawa ke ruang gawat darurat. Suster menyuruh Sandy untuk menunggu di luar sementara mereka mengurus Siska. Jangan tanyakan bagaimana caranya mereka merawat Siska, karena Sandy ga kuliah kedokteran, jadi dia ga tau. Sambil menunggu, Sandy mengobrol dengan Romi untuk mengurangi ketegangan. Seperti biasa, Sandy mengetik di hapenya

“Rom, lo gimana sih? Masa Siska mau bunuh diri gitu ga lo kasih tau?”
“Mana gw tau San? Gw kan lebih sering sama lo. Malaikat maut juga cuma nyediain update info untuk Angel aja”
“Ngapain juga lo ngabisin waktu sama gw? Mending kan sama Siska. Jadi bisa ngobatin rindu lo juga”
“Pengennya sih gitu, tapi... gimana kalau gw datangnya di saat yang ga tepat? Kayak...” wajah Romi memerah
“Dasar hantu mesum” Pikir Sandy
“Gapapa dong. Gw kan cowok sehat” Kata Romi
“Eh? Gw lupa lo bisa baca pikiran! Sialan, tau gini gw kan ga perlu ngetik di hape kayak gini!” Bentak Sandy ke Romi lewat pikiran
“Hahahaha, abisnya seru aja liat lo sibuk banget dengan hape gitu”

* * *

Sandy sudah dibolehkan masuk melihat keadaan Siska. Menurut dokter, Siska beruntung karena hanya koma karena over dosis obat tidur. Kalau dia minum obatnya sedikit lebih banyak, tidak mungkin dia selamat. Dokter tidak tahu kapan Siska akan bangun, jadi dia akan dirawat inap.

Sandy terus menemani Siska yang tertidur nyenyak dengan botol infus dan berbagai peralatan rumah sakit di sekitarnya sambil menunggu orang tua Siska datang. Karena tidak banyak yang bisa dikerjakan, Romi sudah tidur di udara karena bosan. Tergoda dengan nyamannya Romi tidur, Sandy akhirnya menaruh kepalanya di samping tempat tidur lalu menutup mata...

Beberapa jam kemudian

“San, Sandy?” Kata suara yang dikenal Sandy
“Uhh... ada apa Sis? Aku masih ngantuk. Lagian hari ini aku ga ada kuliah” jawab Sandy setengah mengantuk lalu tidur lagi
“Bangun!!!” Teriak Siska.
“Ihh... Siska, kan udah kubilang aku masih ngantuk. Bentar lagi deh. Eh? SISKA?!” Sandy langsung melompat terbangun, tapi Siska masih tertidur di depannya. “Ya ampun, ternyata mimpi” katanya pada dirinya sendiri.
“Ini bukan mimpi” kata suara di sampingnya. Sandy melihat Siska berdiri di sampingnya dengan wajah senang.
“Waaaa!!!!!” Sandy histeris membuat seorang suster masuk.
“A, Ada apa mas?” Tanya si suster dengan wajah panik. Sepertinya dia tidak melihat Siska yang berdiri di depannya, dan hal ini membuat Sandy menarik satu kesimpulan.
“Ah... maaf suster. Aku cuma mimpi buruk tadi”
“Mas, tolong jangan berisik. Pasien lain butuh istirahat” Kata si suster kesal lalu pergi.

Sandy lalu berbalik menghadapi Siska lagi

“Siska, kamu kenapa jadi hantu gini?” Tanyanya
“Gatau. Tiba-tiba aja pas bangun aku udah lepas dari tubuhku gini” katanya
“Umm...” Sandy melihat kalau status jantung Siska masih berjalan. Nafasnya juga normal. Sepertinya koma Siska membuat dia berada dalam keadaan hidup-mati sehingga jiwanya terpisah dari badannya seperti ini.
“Ada apa San berisik gini?” Romi baru bangun
“Eh? Romi?” Kata Siska terkejut
“Siska? Kamu kok? Hah?! Kamu mati?!” Kata Romi panik.

Sandy akhirnya menjelaskan semua dugaannya kalau Siska koma dan berada dalam keadaan hidup-mati sehingga jiwa dan tubuhnya terpisah. Romi terlalu senang bertemu Siska. Sepertinya dia tidak mendengar penjelasan Sandy. Ah sudahlah, pikirnya. Biarin aja dulu mereka senang-senang. Kata Sandy sambil tersenyum melihat pasangan hantu di depannya saling bercerita dengan seru.

(Bersambung)

Yayyy.... gimana? Suka? Sukur deh :D. Enggak? Maaff.... T.T

Tidak ada komentar:

Posting Komentar