Minggu, 04 November 2012

R.I.P (Relakan Ia Pergi) *Part 7: Angel*

"Hai San. Apa kabar?" Kata Angel di seberang telpon.
"Baik kok. Ya ampun... rasanya udah lama ga denger suara kamu. Jadinya sepi... mulu"
"Hahaha, gombal. Aku kebetulan pake kartu yang ngasih layanan paket murah buat nelpon ke luar negeri"
"Kan kita bisa YMan aja"
"Alah, paling modemmu sekarang udah habis quota jadi ga bisa ngenet"
"eee.... Iya sih. Jadi, gimana Oz? Seru?"
"Lumayan. Tapi di sini rada mahal"
"Jadi pengen ke sana"
"Jangan deh, di situ aja kamu udah kewalahan"
"Huu... dasar"
"Jadi gimana? Udah... dapat... penggantiku belum?" Tanya Angel perlahan
"Uh... sejak kamu pergi aku masih suka galau. Susah move on"
"Jiah... jangan gitu dong say"
"Apalagi kalau kamu udah ngomong gitu"
"Hihi, maaf deh"
"Kamu sendiri? Pasti udah ya? Pasti banyak bule yang pengen deketin kamu"
"Ya iyalah"
"Uh..."
"Kenapa? Kamu cemburu?"
"Eh, enggak kok. Kita kan dah ga ada hubungan apa-apa"
"Begitu..." Suara Angel mengecil
"..."
"Ya udah deh San, kapan-kapan kita ngobrol lagi yah? Kamu buruan cari penggantiku. Biar ada yang jagain kamu"
"Iya, aku usahakan. Ga usah khawatir. Pelan-pelan perasaanku udah mengarah ke status kita berteman kok"
"Baguslah. Dah..."

"Maaf Angel, aku bohong. Aku sampai sekarang ga bisa hilangin perasaanku. Bukannya ga bisa, tapi lebih tepatnya aku ga mau. Perasaanku ga mungkin hilang begitu saja. Udah banyak banget suka duka yang aku lewatin denganmu. Hatiku rasanya udah klop sama kamu. Entah apa aku bisa mencari yang lain atau enggak. Ga. Aku ga mau cari yang lain" Pikir Sandy

Sandy tau kalau Romi bisa membaca pikirannya, tapi Romi diam tidak berkomentar. Mungkin dia bersimpati dengan Sandy. Dalam hati Romi dia sendiri merasa sedikit bersalah, karena dia seperti sudah memaksa Sandy untuk memacari Siska dan melepaskan Angel.

* * *

Sementara itu...

"Maafkan aku Sandy, aku sengaja berlagak kuat. Aku ga ingin kamu khawatir sama aku. Aku sudah pasti ga akan bisa nyari penggantimu. Maaf aku egois karena mutusin kamu dengan alasan kekanakan seperti ini. Aku ga bisa berpikir saking shocknya waktu orang tuaku bilang kalau kita bakal pindah ke sini, dan malah mutusin kamu. Aku udah gatau harus gimana kalau udah gini Sandy... tolong aku. Apa aku harus minta balikan? Tidak. Aku tidak mau ngerepotin kamu yang harus nungguin aku kembali dari Australi. Uhh... Sandy..." Pikir Angel. Air matanya bergulir dengan lembut di pipinya. Dia terisak di lantai dengan kepala bersandar di tempat tidurnya.

(Bersambung)

Sori kalau agak lama updetnya yah? Belakangan aku keasikan main game dan ga ada ide yang muncul :P. Semoga yang kali ini cukup memuaskan kalian :). Oh ya, Desainer Mimpi juga bakalan lama kayaknya. Karena... ternyata susah juga bikin cerita fantasi. Aku jadi makin salut sama penulis manga -_-
Eniwei, mohon do'anya semoga aku bisa terus lanjutin RIP dan Desainer Mimpi :)

2 komentar: