Kamis, 22 November 2012

R.I.P (Relakan Ia Pergi) *Part 7: Siska*

"Yup. Hai San. Udah lama ga denger suaramu" Kata Angel di telpon.
"Wah... kamu juga. udah kutelpon berkali-kali nomormu ga aktif. Aku pikir kamu mau lupain aku begitu aja setelah kita putus"
"Oi, oi, ga mempan kamu sok melas gitu"
"Hahaha, kamu tau aja."
"Sori, aku ganti nomor. Soalnya di sini ga ada tempat buat beli pulsanya sih, jadi sekalian ganti nomor aja"
"oh... ngerti"
"Ehehe..."
". . ."
"San?"
"Eh? Maaf aku tadi melamun. Ada apa?"
"Em... enggak. Udah dulu yah? Aku cuma pengen denger suaramu bentar aja" Kata Angel dingin.
"O, oke. Dah..." Tut. Angel mematikan telponnya. Sesaat tadi Sandy tiba-tiba memikirkan Siska yang meninggalkan kafe itu dengan menangis.

"Mungkin aku terlalu berlebihan sama Siska. Yah, tapi mau gimana lagi? Untuk menembus hatinya yang udah tertutup sama Romi aku ga tau harus dengan cara apa" Pikir Sandy. Saat ini, kepalanya dipenuhi dengan Siska sampai-sampai dia tidak merasa apa-apa saat ditelpon Angel.
"Gapapa kok San. Aku rasa kamu benar ngomong begitu ke dia. Mau tidak mau dia memang harus relain aku. Tapi seperti katamu, relain aku, bukan berarti lupain aku" Kata Romi, membaca pikiran Sandy.
"Okelah kalau kamu sendiri bilang begitu. Aku merasa bersalah sama Angel. Kita udah lama ga telponan, tapi aku malah cuekin dia kayak tadi. Nanti aku sms aja dia.

Sandy bangkit sambil meminta pelayan untuk membungkus strawberry cake yang tadi dipesan Siska tapi dibayar Sandy.

"Dasar lo, cake orang diembat juga" Ejek Romi.
"Cake orang tapi tetep aja gw yang bayar. Lagian gw kan emang suka strawberry cake" Balas Sandy.
"Eh, kok lo tau Siska bakal ke sini? Malaikat maut aja ga bilang apa-apa ke gw"
"Gw nebak kalau dia masih ga bisa relain lo, dan masih ingat lo, dia pasti mau terus-terusan hidupin kenangan lo dengan pergi ke tempat-tempat yang lo sering datangin sama dia"
"Oh... bener juga. Jadi dia bakal terus ingat gw kalau dia terus-terusan ke sini. Trus? Lo mau bikin dia ga ke sini lagi supaya lupain gw?"
"Ga. Gw kan udah bilang, relain lo, beda dengan lupain lo"
"Oke. Yoroshiku onegaishimasu" Kata Romi sambil membungkuk. Sok-sok meniru orang Jepang.

Sandy berjalan pergi begitu saja meninggalkan Romi.
"Oi, San. Balas napa?" Kata Romi sambil terus membungkuk. Begitu bangkit, dia sadar Sandy sudah sampai di teras kafe.
"Sialan kau San!!!" Teriaknya. Sandy hanya tertawa.

* * *

Hape Siska malam itu berbunyi. Ada sms dari Sandy

"Sis, sori tadi udah ngomong kasar. Aku ga ada hak buat bilang gitu ke kamu"

Siska menjawabnya sejam kemudian setelah merenungkan kata-kata Sandy di kafe tadi.
"Iya, gapapa. Aku rasa kamu ada benarnya"
"Ngomong-ngomong cakemu tadi kelupaan. Buatku yah?" Balas Sandy.
"Iya :)"

Setelah itu Siska membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Dia memeluk boneka beruang yang dulu diberikan Romi saat ulang tahunnya. Masih teringat jelas percakapannya dengan Romi waktu itu...

Siska dan Romi sedang jalan-jalan di mall
"Sis, kamu mau hadiah apa?" Tanya Romi.
"Mmmm.... apa yah? Aku gatau pengen hadiah apa. Sama kamu aja aku udah seneng" Jawabnya
"Ya udah, aku beliin kamu boneka beruang aja yah?"
"Ihh... kamu pikir aku anak kecil? Main boneka beruang?"
"Hahahaha, gapapa lah. Kamu merengek gitu jadi keliatan kayak anak kecil" Kata Romi mencubit hidung Siska
"Iii... dasar kamu tuh ya" Kata Siska berontak, tapi dia tertawa. Akhirnya dia mau juga dibelikan boneka beruang.

Mengingat kejadian itu, Siska membalik badannya sambil terus memeluk boneka itu. Air matanya jatuh membasahi bulu boneka itu

(Bersambung)

Gomennasaiiiiiii...... aku updetnya kelamaan yah? aku ga ada inspirasi... ini aja dapat waktu melamun pas pelajaran ***** (ngapain juga disensor). Eniwei, semoga kalian menikmati lanjutannya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar