Sabtu, 15 Desember 2012

R.I.P (Relakan Ia Pergi) *Part 9: Angel*

Siska merasa aneh melihat Sandy yang terlihat pucat. Tangannya juga berdarah terkena paku di toilet tadi

"Hah? Sandy? Kenapa tanganmu?" Tanya Siska panik
"E, eh? Ini... kena paku di toilet tadi"
"Sini, kebetulan aku bawa plester" Kata Siska menarik tangan Sandy dan membalut lukanya.
"Makasih ya Sis. Sori, tapi aku harus pulang dulu"
"Eh? Kenapa?"
"Aku baru ingat ada urusan nih. Sori yah?"
"Ya udah gapapa. Makasih ya buat hari ini"

Sandy tidak menjawabnya dan segera berjalan keluar tanpa menghiraukan Siska. Romi mengikutinya kali ini dengan wajah cemas

"Gw tau pasti ada hal buruk yang terjadi. Lo harus kasih tau gw setelah kita sampai di kos" Kata Sandy pada Romi.
"O, oke" Romi semakin terlihat cemas. Hal ini membuat Sandy semakin merasa frustasi. Dia ingin tau, kenapa perasaanya seperti ini

* * *

Sandy tiba di kos dan langsung mengunci kamarnya.

"Oke, jelasin ada apa" Tagih Sandy
"I, itu..." Romi terlihat gugup
"Rom, buruan!" Sandy semakin tidak sabar.
"O, oke. Gw masih belum bisa kembali nih. Sepertinya Siska masih sedikit belum bisa relain gw. Jadi, gw harus menetap lebih lama lagi sama lo"
"Bener cuma itu?"
"Iya"
"Trus kenapa lo keliatan cemas gitu?"
"Ya, gw cemas aja kalau Siska nanti terlambat relain gw, dan gw udah hilang akal duluan"
"Oh... gw ngerti. Kirain ada apa. Emang sih, mikirin itu juga bikin gw khawatir" Kata Sandy
"Oke, gw ke tempat Siska dulu ya? Karena dia udah bisa nerima keberadaan gw, jadi gw udah boleh berkomunikasi dengan dia" Kata Romi

Sandy tiduran untuk menenangkan dirinya. Romi melayang pergi menembus atap menuju rumah Siska. Sebenarnya dia pergi bukan hanya untuk melihat Siska, tapi agar Sandy tidak mengetahui kalau dia berbohong. Wajah cemasnya terlalu jelas menunjukkan kalau apa yang dia katakan tadi adalah sebuah kebohongan

(Bersambung)

De? 2 part, dan aku belum reveal bagian serunya :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar