Kamis, 27 Desember 2012

R.I.P (Relakan Ia Pergi) *Part 9: Siska*



“Eh, San, lo ngerasa ada yang aneh ga sama Siska?” Tanya Romi sepulang mereka dari kafe.
“Lo juga? Iya, perasaanku daritadi ga enak” Jawab Sandy
“Gw seneng sih liat Siska ceria kayak tadi, ngobrol-ngorbol gitu, tapi gw dapat kesan kalau dia pura-pura aja”
“Entahlah, gw belum lama dekat sama dia, jadi gw ga begitu tau. Tapi kalau lo sendiri udah bilang gitu, berarti mungkin bener kalau dia nyembunyiin sesuatu. Eh, lo ke tempatnya gih. Cari tau apa yang dia sembunyiin”
“Sip!!”

Romi pun melayang menembus atap kosan dan pergi ke rumah Siska. Sesampainya di rumah Siska, Romi melihatnya sedang menangis tersedu-sedu sambil tidur memeluk boneka beruangnya. Yah... mungkin dia memang masih sedikit berduka pikir Romi. Romi duduk di samping Siska dan membelai rambut Siska, berharap dia bisa melakukan sesuatu untuknya. Siska terus menangis sampai dia tertidur kecapekan baru setelah itulah Romi pulang.

“Rom, lo ngapain aja sih? Lama amat” Omel Sandy.
“Siska Cuma nangis aja. Sekarang dia ketiduran” Kata Romi mengabaikan Sandy yang ngomel-ngomel.
“Huh... kalau gitu kembali lebih cepat dong... gw juga mau tau dia ngapain aja setelah ketemuan tadi. Perasaan gw ga enak soalnya”
“Udah, tenang aja. Oke?”

* * *

Keesokan harinya Siska ga masuk kuliah yang menurut Sandy aneh banget. Siska bukan tipe pembolos. Bahkan kalaupun sakit, dia mati-matian berusaha tetap ikut kuliah. Karena itu selesai kuliah, Sandy langsung menelpon Siska, tapi ga diangkat-angkat. Pas kuliah pagi tadi Sandy udah menyuruh Romi nengokin Siska dan katanya Siska sedang tidur. Ya sudahlah, mungkin Siska lagi ingin menenangkan dirinya. Selama ini kan Siska menyiksa diri dengan selalu mikirin Romi, pikir Sandy.

Atau begitu pikirnya, sampai Romi berkata kalau Siska masih tidur sampai sore ini. Itu... jelas tidak normal kan? Telpon Sandy masih tidak diangkat juga. Akhirnya Sandy memutuskan untuk pergi ke rumahnya. Rumahnya sepi, dan Sandy hanya disambut pembantunya. Sepertinya ibu Siska belum pulang kerja. Kata pembantunya, Siska tidak ingin kuliah hari ini dan pergi tidur setelah menghabiskan sarapannya. Tapi Siska tidak turun untuk makan siang jadi pembantunya membawakan makanan ke kamarnya karena tidak ingin mengganggu tidur Siska.

Sesampainya di kamarnya, Sandy melihat kalau makan siangnya tidak disentuh Siska sama sekali. Sandy langsung buru-buru menghampiri Siska

“Siska! Siska!!!” Panggil Sandy sambil mengguncang tubuh Siska yang lemas, tidak merespon Sandy. Sebuah kotak kecil terjatuh dari tangannya. Sandy terkejut melihat kotak itu yang ternyata bungkusan obat. Obat tidur

(Bersambung)

Soriii..... kelamaan updet -_-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar